Tanggal yang membuat sebuah perubahan besar dalam kehidupanku. Tanggal yang bernilai sejarah bagiku, tanggal yang membuatku mengulang semua memori yang terjadi hingga tanggal ini muncul kembali setiap tahunnya. Tanggal yang membuatku harus kembali membuka sedikit "luka lama" yang berusaha kusembuhkan seumur hidupku...
Tanggal yang membuatku juga sadar bahwa kematian adalah sebuah takdir yang tak dapat di ganggu gugat, bahwa Allah membuktikan setiap yang bernyawa pasti mati, mengingatkan saya untuk selalu mempersiapkan diri ke kampung akhirat kelak.
Tanggal dimana seseorang bernyawa yang ku panggil "Mama" harus pergi meninggalkan dunia ini, dunia yang masih saja "kupelajari" sampai saat ini, sendiri tanpa Beliau, layaknya sebuah cerita indah hubungan anak dan ibunya.
Hubungan keakraban ku dengan Beliau mungkin hanya kunikmati sebentar saja. Mama memang sosok wanita pendiam yang tak banyak bicara, yang selalu "mengalah" dalam perdebatan dengan Ayahku itulah yang kurasakan sampai ku beranjak remaja. Banyak hal yang tidak kuketahui dari Beliau, hal itu diperparah dengan adanya jarak yang memisahkan, ketika SMP Ayah pindah kerja ke Betun 2-3 jam dari Atambua (rumahku) itu membuat kami jarang bertemu, biasanya mereka menyempatkan untuk pulang ke rumah seminggu sekali hal ini karena jarak dan medan yang tidak memungkinkan kalau harus pulang dalam waktu dekat, yah kami maklumi, ditambah sikap saya ketika remaja adalah cenderung anak yang cuek dan mandiri membuatku tidak terbiasa bermanja-manja dengan Beliau.
Kebiasaan masa kecilku itu terbawa hingga SMA, hubungan jarak jauh membuat intensitas pertemuan juga berkurang dan tidak berkualitas, sampai akhirnya Beliau mengizinkan untuk melanjutkan kuliah ke Malang-Jawa Timur, membuat hubungan kami hanya melalui telepon seluler. Pulang ke rumah pun setahun sekali sudah sangat untung, karena biaya yang lumayan mahal jika harus pulang ke rumah.
Lebaran Tahun 2004, tepatnya bulan November adalah pertemuan terakhirku dengan Beliau, masih ingat lambaian tangannya ketika melepas ku pergi ke Kupang untuk melanjutkan perjalanan ke Malang.. tidak banyak komunikasi di antara kami, hanya pernah suatu malam Beliau sungguh kesakitan hingga saya disuruh untuk membaca Alfatihah sambil mengelus bagian tubuh Beliau yang sakit, mungkin dengan harapan agar berkurang rasa sakit itu tapi memang dasar saya itu kurang peka sehingga tertidur begitu saja ketika rasa kantuk mendera, damn!! yah memang akhir tahun 2003 seingatku, saya akhirnya tahu sebuah fakta yang disembunyikan oleh keluarga hasil diagnosa dokter yang cukup mengejutkan di pertengahan tahun 2002 ketika mengantar kakakq ke Malang,
Tanggal yang membuatku juga sadar bahwa kematian adalah sebuah takdir yang tak dapat di ganggu gugat, bahwa Allah membuktikan setiap yang bernyawa pasti mati, mengingatkan saya untuk selalu mempersiapkan diri ke kampung akhirat kelak.
Tanggal dimana seseorang bernyawa yang ku panggil "Mama" harus pergi meninggalkan dunia ini, dunia yang masih saja "kupelajari" sampai saat ini, sendiri tanpa Beliau, layaknya sebuah cerita indah hubungan anak dan ibunya.
Hubungan keakraban ku dengan Beliau mungkin hanya kunikmati sebentar saja. Mama memang sosok wanita pendiam yang tak banyak bicara, yang selalu "mengalah" dalam perdebatan dengan Ayahku itulah yang kurasakan sampai ku beranjak remaja. Banyak hal yang tidak kuketahui dari Beliau, hal itu diperparah dengan adanya jarak yang memisahkan, ketika SMP Ayah pindah kerja ke Betun 2-3 jam dari Atambua (rumahku) itu membuat kami jarang bertemu, biasanya mereka menyempatkan untuk pulang ke rumah seminggu sekali hal ini karena jarak dan medan yang tidak memungkinkan kalau harus pulang dalam waktu dekat, yah kami maklumi, ditambah sikap saya ketika remaja adalah cenderung anak yang cuek dan mandiri membuatku tidak terbiasa bermanja-manja dengan Beliau.
Kebiasaan masa kecilku itu terbawa hingga SMA, hubungan jarak jauh membuat intensitas pertemuan juga berkurang dan tidak berkualitas, sampai akhirnya Beliau mengizinkan untuk melanjutkan kuliah ke Malang-Jawa Timur, membuat hubungan kami hanya melalui telepon seluler. Pulang ke rumah pun setahun sekali sudah sangat untung, karena biaya yang lumayan mahal jika harus pulang ke rumah.
Lebaran Tahun 2004, tepatnya bulan November adalah pertemuan terakhirku dengan Beliau, masih ingat lambaian tangannya ketika melepas ku pergi ke Kupang untuk melanjutkan perjalanan ke Malang.. tidak banyak komunikasi di antara kami, hanya pernah suatu malam Beliau sungguh kesakitan hingga saya disuruh untuk membaca Alfatihah sambil mengelus bagian tubuh Beliau yang sakit, mungkin dengan harapan agar berkurang rasa sakit itu tapi memang dasar saya itu kurang peka sehingga tertidur begitu saja ketika rasa kantuk mendera, damn!! yah memang akhir tahun 2003 seingatku, saya akhirnya tahu sebuah fakta yang disembunyikan oleh keluarga hasil diagnosa dokter yang cukup mengejutkan di pertengahan tahun 2002 ketika mengantar kakakq ke Malang,
Aq juga pernah sekali mengirimnya surat untuk meminta maaf dan menyarankan pengobatan yang seharusnya, masih ingat surat itu ditulis juga dengan derai air mata seperti sekarang aku mengetikan kata demi kata, benar-benar bagaikan mengorek luka lama yang memang belum kering.
Cukup lama beliau menanggung rasa sakit, hingga akhirnya di tanggal ini 7 tahun yang lalu, ketika adzan shubuh selesai berkumandang beliau menghembuskan napasnya yang terakhir, tanpa dua orang anak disisinya, yah itulah penyesalan terbesarku ketika mengetahui harus berakhir seperti itu dengan segala sifat cuek yang kumiliki. Sifat cuek yang membuatku sekarang, merasa sungguh sangat menyesal karena menyebabkan ketidakdekatanku dengan Beliau, tapi sungguh penyesalan itu sudah terlambat ketika maut memisahkan kita sebelum aku "menyadarinya".
7 tahun sudah Mama, kamu hidup dalam hatiku, tidak pernah merasa engkau telah tiada..doaku selalu untuknya...
Allahummafighfirllahu, Warhamhu, Wa'afihi, Wa'fuanhu Wa Akrim Nujulahu, Wa Wa Si'mad Kholahu, Wa Taqobbal Hasanatiha Wa Kaffir Syai'atiha Birahmatika Yaa Arhamar Rohiimiin...
Ya Allah Ampunkanlah dosanya, kasihanilah dia, maafkanlah dia, selamatkan dia, muliakan dia ditempat yang mulia, mandikan dia dengan air salju, kembalikannya kepada kebaikan, hapuskanlah kesalaha-kesalahannya dengan rahmatMu ya Allah yang Maha Rahman dan Rahiim...Amin
Dengan segala kerinduan dan penuh rasa sayang, untukmu Mama yang telah mengorbankan jiwa raga, memperjuangkan serta mengarahkan jalan hidupku dengan caramu yang diam, maafkan Afni, yang tidak mampu memberikan yang terbaik selama hidupmu...Semoga Allah meluaskan kuburmu, memberikan Surga sebagai balasan atas segala perjuanganmu....Amin
Semoga Allah mengabulkan doaku dan mempertemukan kita kembali di kampung akhirat yang kekal....
#kangen sambal ijo mu....Cukup lama beliau menanggung rasa sakit, hingga akhirnya di tanggal ini 7 tahun yang lalu, ketika adzan shubuh selesai berkumandang beliau menghembuskan napasnya yang terakhir, tanpa dua orang anak disisinya, yah itulah penyesalan terbesarku ketika mengetahui harus berakhir seperti itu dengan segala sifat cuek yang kumiliki. Sifat cuek yang membuatku sekarang, merasa sungguh sangat menyesal karena menyebabkan ketidakdekatanku dengan Beliau, tapi sungguh penyesalan itu sudah terlambat ketika maut memisahkan kita sebelum aku "menyadarinya".
7 tahun sudah Mama, kamu hidup dalam hatiku, tidak pernah merasa engkau telah tiada..doaku selalu untuknya...
Allahummafighfirllahu, Warhamhu, Wa'afihi, Wa'fuanhu Wa Akrim Nujulahu, Wa Wa Si'mad Kholahu, Wa Taqobbal Hasanatiha Wa Kaffir Syai'atiha Birahmatika Yaa Arhamar Rohiimiin...
Ya Allah Ampunkanlah dosanya, kasihanilah dia, maafkanlah dia, selamatkan dia, muliakan dia ditempat yang mulia, mandikan dia dengan air salju, kembalikannya kepada kebaikan, hapuskanlah kesalaha-kesalahannya dengan rahmatMu ya Allah yang Maha Rahman dan Rahiim...Amin
Dengan segala kerinduan dan penuh rasa sayang, untukmu Mama yang telah mengorbankan jiwa raga, memperjuangkan serta mengarahkan jalan hidupku dengan caramu yang diam, maafkan Afni, yang tidak mampu memberikan yang terbaik selama hidupmu...Semoga Allah meluaskan kuburmu, memberikan Surga sebagai balasan atas segala perjuanganmu....Amin
Semoga Allah mengabulkan doaku dan mempertemukan kita kembali di kampung akhirat yang kekal....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar