Kamis, 26 Februari 2015

Gaji Pegawai Baru Padam di Perusahaan Lampu Negara

Sudah dua bulan dipekerjakan dengan beban kerja yang lumayan berat namun gaji masih tinggal janji karena sampai sekarang belum ada kepastian turunnya SK pengangkatan. Memang, perusahaan menjanjikan untuk merapel gaji tersebut jika SK sudah ada tapi apakah perusahaan tidak memikirkan bagaimana orang mempertahankan kelangsungan "asap dapur" jika tanda-tanda pencairan saja tidak ada.

Saya kecewa dengan sistem penggajian pada salah satu perusahaan monopoli listrik negara kita ini, karena sebelum lulus prajabatan pun uang saku yang diberi seringkali terlambat. Nah ini setelah lulus prajabatan proses penerbitan SK yang entah terhambat disebelah mananya membuat gaji tidak bisa diberikan, padahal segala administrasi persyaratan telah dipenuhi sejak sebelum masa prajabatan di mulai (pada masa pelatihan semi militer).

Sesuai perjanjian yang telah ditandatangi kedua belah pihak pun seakan menjadi kertas tak bernilai, kewajiban pihak pertama hanya sebatas tulisan dalam kertas rupanya. Kalau mau di demo apa ya harus demo karena sebenarnya saling membutuhkan tapi kok ya perusahaan tidak profesional banget, karena secara materiil yang dirugikan adalah pihak kedua.

Disini, saya menulis demi perbaikan pihak manajemen agar kedepannya tidak menyusahkan pegawai yang telah direkrut dalam masa transisi ini.  Perusahaan harus menata ulang sistem perekrutan di bagian kepegawaiannya dan profesional tanpa ada pengaruh dari pihak lain dalam menetukan area penempatan pegawai.

Yah semoga, perusahaan tidak akan berlama-lama memberikan SK sehingga hak pihak kedua bisa segera dirasakan tanpa harus menggunakan uang tabungan yang terus menipis. Di daerah Jawa Bali memang hingga Februari 2015 sudah mendapatkan SK, sehingga kepastian mereka tentang status pegawai, tentang status gaji, tentang status area penempatan telah jelas sedangkan untuk yang area Sumatera sepertinya masih menuggu disposisi yang entah kapan turunnya semoga saja segera.

Memang bekerja diperusahaan yang sejak awal sudah ditakdirkan untuk bersedia ditempatkan di daerah manapun di negara ini memang susah-susah senang, idealisme bekerja di perusahaan ini menjadi taruhannya agar tetap loyal kepada perusahaan, setidaknya itu tidak dianggap sepele oleh pihak pertama.

Risiko jauh dari keluarga, jauh dari tanah kelahiran, jauh dari saudara, jauh dari hingar bingar kehidupan kota, jauh dari banyaknya kenyamanan fasilitas itu sungguh hal yang pihak kedua pertaruhkan demi pekerjaan yang dicita-citakan ini. Dengan keadaan perusahaan seperti ini membuat siapa pun akan memandang sebelah mata terhadap profesionalitas perusahaan, so tidak ada salahnya juga perusahaan harus memperbaiki tata kepegawaiannya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar