Minggu kedua Oktober, tanggal
13-14 Oktober kuhabiskan di Yogyakarta, karena pas banget ada dinas ke Istana
Yogyakarta untuk melakukan reviu laporan keuangan Istana dari tanggal 11
Oktober 2012, memang bukan kali pertama saya mengunjungi Yogyakarta, tapi pertama
kali nginap di Istana Yogyakarta atau yang sering disebut oleh warga
setempat dengan nama Gedung Agung, tepatnya saya nginap di wisma
Bumiretawu. Hari Sabtu setelah urusan kantor selesai, saya tidak langsung balik
Jakarta memanfaatkan hari minggunya sayang kalau tidak dilewatkan di
Yogyakarta, dan tentunya saya sudah menyiapkan rencana perjalanan ke Yogyakarta
kali ini, Borobudur jadi salah satu spot utama yang harus dikunjungi karena
waktu ke Yogya tahun 2006 tidak sempat mengunjungi candi yang satu ini,
selanjutnya Keraton Ngayogyakarta sedangkan spot-spot selain itu hanya selingan
di waktu senggang tapi bukan berarti menjadi sia-sia, saya sih tetap berusaha
untuk memaknai setiap perjalananku.
Sesuai
rencana, hari sabtu ini saya hanya akan menyusuri sepanjang jalan Malioboro
sekedar untuk membeli oleh-oleh atau melihat hirukpikuk aktifitas pasar,
entahlah saya cukup tertarik dengan suasana keramaian membayangkan setiap orang
asyik berbelanja dan menawar harga, kemudian sampai ada seorang tukang becak
yang menawarkan jasanya untuk berkeliling mengunjungi 2 spot wisata disekitaran
Malioboro yaitu Keraton Yogyakarta, Taman Sari serta wisata shopping batik yang
tidak begitu saya suka terakhir ke toko yang menjual oleh-oleh, hanya dengan Rp
20.000 saya sudah dapat mengunjungi beberapa tempat tersebut.
Keraton
Yogyakarta adalah tempat pertama yang saya kunjungi, ternyata masuk ke keraton
dikenai harga tiket masuk sebesar Rp5000 mungkin itu dibutuhkan untuk membayar
operasional keraton sepertinya, memasuki keraton anda akan langsung disambut
dengan topeng dalam tokoh pewayangan yang saya juga tidak tahu namanya kemudian
menyusuri lorong yang ada pendopo tempat bermain gamelan sampai akhirnya ada 2
rojo pentung berwarna silver didepan gerbang masuk ke gedung utama sepertinya,
banyak bangunan yang saya tidak mengerti untuk apa saja kegunaan dan fungsinya
hingga saya menemukan museum batik yah lumayan cukup informasi di dalamnya,
tapi menurut saya tidak begitu banyak informasi yang bisa saya temukan di Keraton
apalagi tentang sejarahnya.
Menuju
Taman Sari saya di ajak ke toko batik dan toko lukisan namun saya tidak begitu
tertarik, yah Taman Sari, tempat ini bukanlah yang pertama kali saya
kunjungi, namun tak apalah, untuk masuk ke Taman Sari saya menggunakan jasa
guide dengan membayar Rp20.000 saya sudah bisa mendapatkan pengalaman sejarah
yang luar biasa bernilai tinggi dibandingkan dengan harga yang saya bayar,
sedangkan untuk tiket masuk ke Taman Sari hanya perlu membayar Rp3000 saja.
Spot
selanjutnya tidak saya ceritakan karena hanya mengunjungi toko oleh-oleh, tapi
yang saya rasakan selama perjalanan, naik becak sndirian itu berasa priyayi
jika melewati keramaian kota, hehe....sensasinya sungguh sangat berbeda coba
nikmati perjalananannya,,seruuu beda banget kayak naik motor atau mobil, oya
tidak hanya becak, delman juga oke kok, tapi kalau delman enaknya ramai-ramai
jadi bisa sharing cost nya, sekedar informasi kalau mau menggunakan delman
tarif yang dikenakan berada di kisaran harga Rp50.000.
Keesokan
harinya, minggu 14 Oktober 2012 pukul 5.30am saya memulai perjalanan menuju
Candi Borobudur, kalau dari informasi yang saya browsing jika ingin ke candi
tersebut dari Malioboro menggunakan Trans Yogya maka saya harus ke terminal
Jombor dulu dan selanjutnya naik bis yang ke arah terminal Borobudur. Saya
tidak sendiri ke Candi Borobudur ditemani seorang teman-mantan adek kost di
Malang, dari halte Ahmad Yani depan benteng Vredenburg dengan tarif Rp3000 kami
menuju terminal Jombor dengan transit dulu ke Halte Ngabean menggunakan
Transyogya 3A kemudian naik Transyogya 2B ke arah terminal Jombor.
Kami
tiba di terminal Borobudur pukul 8.10am menggunakan bus ekonomi dengan tarif
Rp10.000, karena tertarik dengan menu kupat tahu sarapan dulu deh, dan ternyata
lidah saya tidak cocok dengan makanan yang satu ini, menurut saya seperti
lontong dirujakin manis-manis gimana gitu gak enak banget kalau menurut saya
yang tidak suka makanan manis. Setelah sarapan kami menyewa becak motor, yah
becak menggunakan mesin kendaraan bermotor jadi si tukang becaknya tidak perlu
bersusah-susah payah untuk mengayuh. Sewa ojek becak ini Rp60.000 kalau mau
mengunjungi tiga 3 candi yaitu candi Mendut, Candi Pawon dan Candi Borobudur,
tapi kalau hanya ingin mengunjungi Candi Borobudur hanya cukup membayara
Rp10.000 saja, tapi saya lebih memilih untuk mengunjungi 3 candi tersebut. HTM
untuk candi Mendut hanya Rp1500 saja sepertinya (saya lupa) sedangkan Candi
Pawon tidak sempat bayar, karena tidak melewati pos penjagaannya dan untuk Candi
Borobudur sendiri dikenai tarif Rp30.000, di dalam Candi Borobudur pun ada
museum-museum yang layak untuk dikunjungi ada yang berbayar namun ada pula yang
gratis.
Untuk
mengejar tiket pesawat jam 18.35, tepat pukul 14.00 kami memutuskan untuk menuju
kota Yogyakarta, masih sama menggunakan bis yang ke arah Jombor tapi saya tidak
turun di Jombor namun turun di terminal antar kota yaitu terminal Giwangan
karena tidak perlu transit untuk ke Bandara Adi Sucipto, yang membuat saya
kecewa di terminal ini, masa terminal sebesar itu tidak ada mesin ATM satupun,
udah gitu perilaku tukang ojek disekitar terminal yang terkesan memaksa dan
menipu (karena kami terlihat seperti orang baru) sangat menjengkelkan, cukup
berhati-hati saja jika ingin transit sebentar di terminal ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar