Jumat, 23 Desember 2016

Vaksin Meningitis di Jakarta

Hasil googling bilang kalau paling enak untuk vaksin meningitis itu di RS Persahabatan Rawamangun, akhirnya saya pun menyempatkan berangkat ke kantor lebih pagi hari itu karena berdasarkan googling pelayanan di buka jam 8.00 pagi, baiklahh...

Absen ke kantor jam 7 kurang dan lanjut ke Rawamangun, sampai ke RS jam 7.30an dan nanya dimana tempat buat vaksin ternyata ada di sisi ujung sebelah kiri rumah sakit. Begitu masuk langsung terdengar perbincangan pengunjung dengan security disana rupanya ditolak karena kuota pada hari itu sudah habis, yap di RS Persahabatan hanya memberi kuota per hari 100 orang saja, padahal pendaftaran belum juga buka, usut punya usut saya tanya sama Bapak Security nya ternyata pengambilan nomor antrian sudah dimulai dari Pukul 06.00 sehingga sudah banyak yang telah mengantri sejak jam 5 subuh katanya, Subhanallah, bagi saya yang bekerja hal ini akan sulit sekali karena pelayanan vaksin ini hanya dari hari Senin-Jumat saja dengan persyaratan foto kopi paspor dan foto. 

Baiklah, dengan tangan hampa saya balik ke kantor, berencana untuk datang di minggu depan sebelum jam 6 untuk mengambil nomor. begitulah kira-kira rencananya...

Time flies dan tetiba ketemu ma teman yang sudah punya pengalaman sebelumnya, walaupun sudah 3 tahun yang lalu namun ternyata perkiraan pemilihan tempatnya untuk vaksin tidak melesat jauh berbeda. Hari ini, seperti biasa ke kantor pagi-pagi buat absen  dan langsung meluncur ke kampus teman yang lagi dinas sebelum jam 8 pagi untuk submit tugasnya. Tanggung dah di luar akhirnya langsung menuju ke Tanjung Priuk untuk vaksin, yah saran teman saya untuk vaksin di Balai Kesehatan Tanjung Priuk, disana gak antri panjang dan tak perlu datang pagi-pagi banget. Yup meluncurlah saya kesana, wooo ternyata jauuhh kalo lewat dari Cempaka Putih, mending lewat ke arah ancol aja. 

Masuk ke pelabuhan sudah di tarik biaya masuk Rp3000, Balai Kesehatannya persis di samping kanan pintu masuk Pelabuhan Tanjung Priuk yang megah itu, heheh maklum selama hampir 6 tahun di Jakarta baru kesana. Parkir dan langsung tanya ke bagian pendaftaran yang di loketnya di tulis "Tutup" dah cemas aja tuh dah jauh-jauh malah dah tutup. Ternyata enggak kok, dari situ diberi arahan untuk mengisi formulir biru yang ada di meja gantung belakang kursi ruang tunggu. 




Setelah mengisi form biru, diserahkan ke loket pendaftaran dan menunggu sampai di panggil, tidak lama kemudian di panggil nomor antrian saya 58 trus bayar ke loket BRI yang ada di dekat pintu masuk setelah bayar masuk ke ruang tunggu kedua yang depan kamar-kamar pelayanan vaksinasinya, tidak lama menanti nama saya sudah di panggil ditanya-tanya penyakit dll intinya si cross check sama formulir biru nya itu, dan tinggal di suntik deh, setelah itu baru deh dapat buku kuningnya. 

Sayangnya, ketika mau keluar dari parkiran balai nya saya di mintai biaya parkir tanpa ada karcis, ehehe si bapak saya bilangin deh kalau pungli dan si bapak jawab seikhlasnya aja mb, 2rb aja ya sudahlah saya kasih Bapak 5000 dan bilang lain kali jangan di ulangi lagi ya. 

bukan masalah besarannya ya tapi kebiasaan yang tidak dibenarkan secara aturan itu perlu untuk di hilangkan!!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar