Bingung mau cabut kemana pas liburan natal kemarin karena pasti macet apalagi pakai bis, jadi malas deh kemana-mana mikir macet gila abis. Akhirnya kita putusin jalan ke tempat yang bisa dilalui oleh komuter line jadi tak perlu takut kehabisan tiket seperti tiket kereta antar propinsi, selain itu pemilihan tanggal 27 Desember yang notabene bukan hari libur menjadi pilihan dengan pertimbangan pasti puncak macet libur natal sudah terlewati dan karena masih jauh dengan tahun baru so pasti tidak segitu macet.
Alhasil jatuhlah pilihan ke Gunung Padang, daerah Cianjur Jawa Barat yang bisa ditempuh dengan komuter line, lanjut L300 arah Cianjur yah ngeteng gitu deh sesuai saran perjalanan dari blog-blog, namun sepertinya akan lebih mudah kalau langsung nge bis aja dari Kampung Rambutan ke Cianjur (asal bilang sama kernetnya kalau mau ke Gunung Padang or Pasar Warung Kondang so bisa direkomendasiin turunnya dimana, jangan lupa tanya-tanya orang juga ya, hehehe).
Kalau naik commuterline, maka turun di stasiun kita masih harus ngangkot ke Baranangsiang dulu trus naik L300 yang sistemnya kalau belum penuh belum bisa jalan dan selamat menikmati duduk dengan tidak nyaman karena diisi oleh maximum 16 orang dewasa belum plus-plusnya kalau bawa anak kecil, jadinya ber 19 orang dalam L300, dan pas macet di tol masuk Ciawi dan Cisarua biyuuuhhhhh panasny bikin mandi keringat. Dan ternyata si L300 nya tidak persis menurunkan di Pasar Warung Kondang so harus naik angkot merah 05 A turun di SMP 4 Cianjur trus naik angkot lagi nomor 42 turun di Pasar Warung Kondang baru di lanjutkan dengan angkot nomor 43 yang ke arah Gunung Padang namun tidak sampai ke Gunung Padang masih separuh perjalanan lagi dan hanya bisa di tempuh dengan ojek atau carter angkot ke arah Gunung Padang.
Saran saya siy, kalau dari Jakarta pagi-pagi banget jadi sampai Cianjur masih sekitar jam 10 pagi jadi bisa ke Curug Cikondang nya, kalau stasiun Lampegan-nya searah siy jadi bakal pasti ngelewati, pengalaman kemarin kesorean jadinya gak bisa ke Curug Cikondang, belum lagi hujan walaupun cuma sebentar cukup mebuat jalanan licin dan medan menuju Curug lebih jelek jika dibandingkan ke arah Gunung Padang.
Yang ingin berburu sunset, dari ketinggian ini sunsetnya cantik banget kalau hari cerah ya, jangan lupa bawa kamera jangan seperti saya yang tidak membawa kamera, huhuhu jadinya cuma di foto sama otak saja, heheehe..
Cerita tentang sejarah Gunung Padang sendiri cari saja di google dan Anda pasti akan mendapat informasi lengkapnya ;) Yang jelas, situs ini adalah salah satu peninggalan dari zaman prasejarah dengan bentuk yang bertingkat dan di penuhi oleh batu-batuan andesit yang kalau diketuk bisa berbunyi seperti gamelan. Yang katanya juga pernah di singgahi oleh Prabu Siliwangi (yang keberapa lupa) yang ditandai dengan cap jari kaki macan dan cap kujang (senjata tradisional) yang menjadi simbol dari tanah Pasundan.
Saya pribadi siy suka berlama-lama disini karena suasana yang adem dan view dari ketinggian yang lumayan menyegarkan mata. O iya, jangan lupa mencoba naik menggunakan tangga alami nya dari bebatuan walaupun cukup buat saya ngos-ngos an tapi worth it lah, dan ada pegangan di kiri tangga so sangat membantu untuk menaiki tangga, soalnya tangga itu hanya untuk naik saja tidak diperkenankan turun melalui tangga bebatuan tersebut. Namun buat yang emang tidak kuat naik, tenang ada tangga lain yang sudah dibangun oleh pihak pengelola yang lebih nyaman dan enak tidak bakalan buat ngos-ngosan banget.. :D
NB: Jalan rusak hampir separuh perjalanan, jadi kalau naik ojek siap-siap bawa bantal untuk alas, hihihihi..separuh perjalanannya lagi kondisi jalannya lumayan oke kok.. ;)
Alhasil jatuhlah pilihan ke Gunung Padang, daerah Cianjur Jawa Barat yang bisa ditempuh dengan komuter line, lanjut L300 arah Cianjur yah ngeteng gitu deh sesuai saran perjalanan dari blog-blog, namun sepertinya akan lebih mudah kalau langsung nge bis aja dari Kampung Rambutan ke Cianjur (asal bilang sama kernetnya kalau mau ke Gunung Padang or Pasar Warung Kondang so bisa direkomendasiin turunnya dimana, jangan lupa tanya-tanya orang juga ya, hehehe).
Kalau naik commuterline, maka turun di stasiun kita masih harus ngangkot ke Baranangsiang dulu trus naik L300 yang sistemnya kalau belum penuh belum bisa jalan dan selamat menikmati duduk dengan tidak nyaman karena diisi oleh maximum 16 orang dewasa belum plus-plusnya kalau bawa anak kecil, jadinya ber 19 orang dalam L300, dan pas macet di tol masuk Ciawi dan Cisarua biyuuuhhhhh panasny bikin mandi keringat. Dan ternyata si L300 nya tidak persis menurunkan di Pasar Warung Kondang so harus naik angkot merah 05 A turun di SMP 4 Cianjur trus naik angkot lagi nomor 42 turun di Pasar Warung Kondang baru di lanjutkan dengan angkot nomor 43 yang ke arah Gunung Padang namun tidak sampai ke Gunung Padang masih separuh perjalanan lagi dan hanya bisa di tempuh dengan ojek atau carter angkot ke arah Gunung Padang.
Welcome to Situs Megalith Gunung Padang |
Saran saya siy, kalau dari Jakarta pagi-pagi banget jadi sampai Cianjur masih sekitar jam 10 pagi jadi bisa ke Curug Cikondang nya, kalau stasiun Lampegan-nya searah siy jadi bakal pasti ngelewati, pengalaman kemarin kesorean jadinya gak bisa ke Curug Cikondang, belum lagi hujan walaupun cuma sebentar cukup mebuat jalanan licin dan medan menuju Curug lebih jelek jika dibandingkan ke arah Gunung Padang.
Yang ingin berburu sunset, dari ketinggian ini sunsetnya cantik banget kalau hari cerah ya, jangan lupa bawa kamera jangan seperti saya yang tidak membawa kamera, huhuhu jadinya cuma di foto sama otak saja, heheehe..
Cerita tentang sejarah Gunung Padang sendiri cari saja di google dan Anda pasti akan mendapat informasi lengkapnya ;) Yang jelas, situs ini adalah salah satu peninggalan dari zaman prasejarah dengan bentuk yang bertingkat dan di penuhi oleh batu-batuan andesit yang kalau diketuk bisa berbunyi seperti gamelan. Yang katanya juga pernah di singgahi oleh Prabu Siliwangi (yang keberapa lupa) yang ditandai dengan cap jari kaki macan dan cap kujang (senjata tradisional) yang menjadi simbol dari tanah Pasundan.
Cap Kujang |
Saya pribadi siy suka berlama-lama disini karena suasana yang adem dan view dari ketinggian yang lumayan menyegarkan mata. O iya, jangan lupa mencoba naik menggunakan tangga alami nya dari bebatuan walaupun cukup buat saya ngos-ngos an tapi worth it lah, dan ada pegangan di kiri tangga so sangat membantu untuk menaiki tangga, soalnya tangga itu hanya untuk naik saja tidak diperkenankan turun melalui tangga bebatuan tersebut. Namun buat yang emang tidak kuat naik, tenang ada tangga lain yang sudah dibangun oleh pihak pengelola yang lebih nyaman dan enak tidak bakalan buat ngos-ngosan banget.. :D
NB: Jalan rusak hampir separuh perjalanan, jadi kalau naik ojek siap-siap bawa bantal untuk alas, hihihihi..separuh perjalanannya lagi kondisi jalannya lumayan oke kok.. ;)
Mungkin dibutuhkan, ini biaya perjalanan saya, itu mah karena banyak plus-plusnya makanya jatuhnya jadi mahal, kan bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan dibuat sehemat-hematnya :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar