Ke Vietnam untuk tujuan apa? Itulah pertanyaan pertama yang
diajukan petugas Imigrasi di Bandar Udara Soekarno Hatta-Cengkareng, Alhamdulillah stempel pertama menghiasi
halaman pasporku.
Yah, inilah perjalanan saya pertama kali ke luar negeri dan
ke Vietnam, lagi-lagi saya ke Vietnam bukan atas inisiatif sendiri tapi karena
berdasarkan posting ajakan teman untuk eksplore Vietnam di komunitas Backpacker
Dunia awal Agustus lalu…
Setelah tiket promo dibeli, awalnya rencana perjalanan hanya akan mengunjungi beberapa kota di
Vietnam yaitu mulai dari Nha Trang-Da Lat-Muine-HCMC tapi karena pertimbangan
efektifitas kunjungan ke Negara lain juga akhirnya H-5 rencana di ubah dengan
rute perjalanan, HCMC-PhnomPhen-Siem Reap-HCMC, lumayan sekali jalan dapat
stempel 2 negara, hehehehe….
8 November 2012
Dengan penerbangan sore yakni pukul 16.30 kami menuju Than
Sho Nhat International Airport dengan durasi 2 jam 50 menit, setelah urusan
imigrasi selesai langsung keluar bandara dan mencari taksi namun ternyata taksi
Vinasun yang dimaksud tidak melayani penumpang tanpa voucher jadi harus dibeli
di counter yang ada dalam bandara dan hanya menerima pembayaran dalam Dong
(170.000 VND), jadi sebaiknya ketika sampai bandara langsung tukar dong sesuai
kebutuhan.
Kami menuju daerah Dhe Tham
Street seperti saran perjalanan dari beberapa blog, di turunkan di depan agen bus Phuong Trang setelah
perjalanan kurang lebih 45 menit. Bingung
mencari agen bus untuk ke Phnom Phen kami berjalan menyusuri sepanjang jalan
dan menemukan kantor agen Shin Tourist untuk bertanya kali aja melayani bus ke
Phnom Phen, yah ternyata memang tidak ada paket night bus ke PhnomPhen tapi
kami mendapatkan alamat agen travel lainnya yang melayani bus ke PhnomPhen,
Hallo Travel seingatku namanya dari arah Shin Tourist menyebrang lah dan
jalanlah ke arah Pham Ngu Lao, disitu banyak agent travel yang menawarkan paket
trip, Hallo Travel berada di sekitar travel-travel tersebut ada plang namanya
kok dan memilih keberangkatan pada pukul 11.30 malam.
Masih ada waktu kurang
lebih 2 jam sebelum keberangkatan, cukuplah untuk menyusuri
sepanjang jalan Pham Ngu Lao, singgah ke Ben Than Market beli oleh-oleh,
hiyaa baru juga sampai udah beli oleh-oleh saja, hehe dan berharap menemukan
makanan sayang sekali makanan yang dijual hanya berupa ketan, dan baru tahu ketika hari terakhir di HCMC kalau di sekitar Ben Than Market ada rumah makan
Kampung Melayu berlabel halal dan penginapan.
Sambil terus mencari restoran atau warung makan, kami
menyusuri jalan Le Loi hingga menemukan People Comitte Hall disebelah kiri
jalan disitu ada patung nya si Uncle Ho lagi menggendong anak kecil, uncle Ho
ini adalah pahlawan bagi orang Vietnam karena telah berjasa sebagai
proklamator kemerdekaan, mengusir penjajah dari
bumi Vietnam, serta upayanya menyatukan Vietnam Utara dan Vietnam Selatan.
2 spot wisata ditemukan yeayyy, terus melangkah hingga
menemukan Sheraton Hotel dan menemukan Opera House, masih penasaran dimana Masjid Jami yang katanya dekat dengan Sheraton Hotel kami melanjutkan perjalanan namun hanya menemukan KFC yang sayang sekali tidak menerima pembayaran dalam dollar disebelah
ada restoran India yang bisa dibayar menggunakan dollar tapi karena berestimasi
waktu tidak akan cukup jika harus makan di restoran seperti itu yang bisa
dipastikan tidak cepat saji, akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke daerah
Pham Ngu Lao dengan perut sedikit keroncongan, berjalan kurang lebih 30 menit
kami sampai ke daerah Pham Ngu Lao tempat travel agent tersebut untuk menunggu
bis karena masih jam 10 kami bertanya dimana restaurant halal food terdekat dan
ternyata ada restoran India yang berlabel halal namun hanya take away berhubung waktu yang mepet.
Pukul 10.30 an seseorang menjemput kami dari travel agent untuk pindah ke agent travel
lainnya dan menjanjikan akan berangkat pukul 11.30, sesampai di travel agent
tesebut kami disuruh untuk mengisi biodata keimigrasian menunggu sampai tertidur dan baru pukul 01.00 seseorang memanggil kami untuk
bergegas menuju bus, yeay tak sabar menuju PhnomPhen.
Pukul 04.00 pagi saya terbangun dan ternyata kami sudah di
perbatasan Vietnam dan Kamboja, namun bus masih menunggu hingga pukul 6.30 pagi
ketika bagian imigrasi membuka pelayanan jam kantornya.
9 November 2012
Setelah pemeriksaan di bagian imigrasi, oya segala sesuatu
tentang perstempelan dan keimigrasian telah dibantu oleh pihak bus yang kami
tumpangi, kita tinggal antri tanpa membawa ransel tentunya kemudian menunggu
nama dipanggil, melewati metal detector dan diperiksa lagi sama petugas
antara kesesuaian wajah dengan foto di paspor, hal yang sama pun ketika di
perbatasan masuk ke Kamboja. Perjalanan dilanjutkan, dan berhenti entah diman atempatnya yang jelas depan warung kecil untuk sarapan rupanya tapi karena makanananya tidak meyakinkan saya hanya membeli minum
ala kadarnya.
Setelah sarapan perjalanan dilanjutkan, lagi enak-enaknya tidur, tiba-tiba terbangun karena
kepanasan ternyata ada masalah pada mesin bus, ada kurang lebih 2 jam mesin di
utak-atik akhirnya nyala juga sempat dah mau nyerah untuk cari bus lain namun
tarif yang ditawarkan cukup mahal akhirnya cukup bersabar bersama
penumpang-penumpang lainnya, sampai bus beroperasi kembali.
Penantian panjang berakhir juga, sekitar pukul 12.00 kami
sampai ke agen bus Virak Buntham, membeli tiket bus ke Siem Reap pukul 20.00
dan menitipkan tas setelah mandi, di kamar mandi yang disediakan
oleh agent bus tersebut, and free of charges, Alhamdulillah.
Berhenti di Phnomphen pun bukan tanpa maksud, walau cuma sebentar kami memanfaatkan untuk city tour menggunakan tuk-tuk, yah
tuk-tuk sejenis alat transportasi seperti delman gitu tapi menggunakan motor.
Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Independence Monument, next place adalah Tuol Sleng Genocide Museum,
tempat ini pernah digunakan sebagai penjara tempat interogasi dan penyiksaan tahanan yang dituduh sebagai musuh politik Khmer Merah.
Setelah dari Museum Genocide, Royal Palace adalah next destinasi tapi
karena htm yang cukup mahal yaitu $6 kami memutuskan hanya berfoto-foto
disekitar pintu masuk Royal Palace, lagi pula depan Royal Palace ada taman luas
yang cukup buat berfoto-foto dengan pemandangan pagoda, ada juga taman bermain
dan monumen, yah “cukuplah” untuk mengganti pesona Royal Palace.
![]() |
Depan Royal Palace |
![]() |
Tuol Sleng Genocide Museum |
Next Place, National Museum of Cambodia, yah bukan hanya di Jakarta saja ada Museum Nasional di Phnom Phen juga ada, dan ada patung gajah di depan museum, di dalam museum ini mengoleksi arca-arca yang diambil dari reruntuhan Angkor Wat dan koleksi patung Budha, oya di dalam museum ada beberapa penduduk lokal yang menawarkan bunga sedap malam cukup menolak aja jika tidak ingin memberi sedekah, yah soalnya bukan satu orang saja yang menawarkan bunga.
Next Place, Central Market yah kayak Tanah Abangnya Jakarta deh TAPI kayaknya masih gedean Tanah Abang sepintas yang terlihat dari luar karena kami tidak sempat masuk, Central Market dah tutup, selanjutnya kami meminta si tukang Tuk-Tuk untuk mengantarkan ke Masjid tapi karena menemukan Malaysian Food, kita makan dulu dan meminta izin keapada pemilik restoran yang bisa bahasa melayu agar kami bisa mendirikan sholat Dhuhur Ashar di restorannya, Alhamdulillah. Ini pertama kalinya juga saya makan makanan Malaysia dan menurut saya yang tidak suka dengan aroma daun ketumbar jadi hilang feeling deh ma tuh makanan.
Tour kami belum berakhir, sebelum ke Masjid nya yang ada di
Phnom Phen kami menyempatkan ke Wat Phnom, berdasarkan informasi gugling Wat
Phnom ini berhubungan dengan kisah awal Phnom Penh. Dikisahkan pada 1372
Lady Penh (Yea Penh) menemukan pohon koki yang di dalamnya terdapat 4 patung
budha. Lalu Lady Penh membangun sebuah bukit (phnom = bukit) dan sebuah kuil
(wat), yang sekarang menjadi Wat Phnom. Di kemudian hari wilayah di sekitarnya
dikenal dengan Phnom (bukit) Penh (dari Lady Penh). Stupa terbesar
dipersembahkan bagi King Ponhea Yat (1405 - 1567) yang memindahkan pusat
pemerintahan Khmer dari Angkor ke Phnom Penh di awal abad 15.
Tour diakhiri dengan mengunjungi Masjid dan hanya melihat
dari atas tuk-tuk tanpa turun dan sholat berjamaah dengan alasan waktu, tur selesai dan
kami kembali ke tempat agent Virak Buntham dekat dengan lokasi Night
Market yang berjualan aneka kerajinan, kaos, aksesoris yah kayak pasar minggu
di Gajayana Malang aja, hehe.. kami pun diingatkan oleh si tukang Tuk-tuk nya
untuk tidak membeli kaos diatas harga $2, thangs Mr Blue yang dah baik banget
dan kooperatif banget bersyukur banget bisa ketemu ma Mr Blue, yah walaupun
karena dia suka ma salah satu teman kami, lumayan memanfaatkan peluang dalam
setiap kesempatan..dia untung kami juga untung, hanya kasian temenku jadi
“korban”…hahahaha….
![]() |
Ini ni si Mr Blue si Tukang Tuk2 |
Pukul 08.00 kami melanjutkan perjalanan ke Siem Reap dengan Bus Virak Buntham, sepanjang perjalanan saya beberapa kali terbangun dan menyaksikan pemandangan di luar yang seperti kota mati gelap tak ada penerangan bahkan untuk lampu jalan pun tak ada, sempat bersuudzon kami akan dibawa ke lading pembantaian, haha aku berimajinasi, #efek abis dari Museum Genocide,.
10 November 2012
Pukul 4 pagi kami sampai ke agent dan sudah dijemput ma
temannya si Mr Blue, si Kim yang profit oriented ini yang telah berhasil
mengelabui kami dengan harus check in hotel membayar $25 sia-sia cuma buat
naruh barang, yang bisa kami titipkan di agent udah gitu membayar $20 tambahan
untuk mengelillingi Angkor yang biasanya hanya $20 jika plus sunrise, yah rugi bandar..
Setelah sholat shubuh, langsung menuju Angkor Wat untuk melihat
sunrise namun sayang matahari rupanya tak begitu bersahabat dia malu-malu
rupanya, mungkin karena banyaknya pengunjung di pagi buta ini.
Yah mungkin buat orang-orang arkeolog atau pecinta
barang-barang peninggalan budaya, kawasan Angkor bener-bener bisa memuaskan
dahaganya karena anda bisa seharian mengunjungi beberapa candi dengan relief-relief
berbeda dan segala keunikannya, dari keseluruhan candi yang ada di kawasan ini
kami hanya mengunjungi beberapa saja yaitu Angkor Wat, Angkor Tom, Preah
Khan, Tha Prom, kenapa kesannya kami terburu-buru ini karena kami memutuskan
untuk kembali ke HCMC untuk berisitrahat disana.
Tha Prom menjadi bangunan terakhir yang kami kunjungi, sebelum jam 12 kami tiba di hotel, check out dan sempat mandi dulu, trus ke agent bus untuk membeli tiket ke HCMC yang baru ada jam 11 malam, tak apalah setelah menyelesaikan pembayaran dengan si Kim, kami di antarkan ke salah satu tempat makan India tapi kami menolak untuk makan disitu dan lagi-lagi si Kim menyebalkan itu menolak untuk mengantarkan kami ke masjid dengan alasan jauh lah, ini sebenarnya kesalahan kami juga seharusnya jangan membayar jasa tuk-tuk sebelum tour berakhir ditempat yang diinginkan. Alhasil kami harus menambah $4 lagi untuk menuju perkampungan muslim yang ada Cambodian Muslim restaurant, selesai makan sholat dhuhur ashar di Masjid An Ni’mah yang sayang sekali tidak begitu diurus, mungkin karena ruangan sholat untuk perempuan tidak pernah dipakai hingga ada ular hijau yang berdiam di situ, mengerikan.
Setelah dari masjid, ke Old
Market, disana muter-muter beli oleh-oleh sampai was-was kehabisan dollar,
hehe…abis itu ngegembel di jembatan yang menghubungkan night art market dengan
old market sambil menunggu sunset.
Magrib pun tiba, tanya sana-sini dimana keberadaan mushola
atau masjid terdekat ternyata yang paling terdekat hanyalah masjid An Ni’mah
tadi, hiks, tak apalah yang penting bisa sholat,, sambil berjalan menuju masjid
dan bertanya ternyata ada seorang tukang tuk-tuk yang berbaik hati untuk
mengantarkan ke masjid dengan gratis, dan sempat “marahin” kami karena masih
bingung untuk membayar jasanya.
Mendekati masjid lampu mati bok.. sama aja kayak Indonesia,
kali ini saya tidak sholat di bagian perempuan, setelah sholat
kita jalan menyusuri jalanan menikmati malamnya Siem Reap, melewati kawasan
night market dan pub street untuk menuju travel agent, singgah beli makanan ringan
di toko sejenis Indomaret gitu (ada gensetnya) dan makan di KFC yang punya slogan aneh, hehe…
Pukul 11 lebih kami dijemput oleh minibus ke tempat
pemberhentian bus yang dinyana tempatnya ada disamping hotel yang tadi kami
sempat check in, haiyaaa makin mangkel dah ma si Kim itu..bus mulai bergerak
pukul 12an namun kali ini si supir ngebut gila-gilaan di jalanan berbatu jadi
tidur agak sedikit tidak nyaman tapi bersyukur karena bus lebih cepat sampai ke
PhnomPhen, tepatnya di agent bus VIP (tapi bus nya gak VIP banget, tidak ada
pijakan kaki dibawah sehingga kakiku jadi bengkak deh )
11 November 2012
Pukul 7 pagi kurang lebih, over ke bus lain
menuju HCMC, kira-kira jam 3 sore kita sampai ke HCMC namun sayang kantornya si bus yang kami tumpangi jauh dari Backpacker Area, tapi disitu lah
seninya, baca peta lagi, tanya orang lagi, trekking lagi, akhirnya sampai ke
daerah Pham Ngu Lao mencari penginapan untuk melepas lelah, jalan menyusuri
hingga menemukan hotel di daerah Bui Ven, Mai Thao namanya, lumayan recommended
lah…
Beres-beres trus mandi, keluar beli makan dan beli tiket tour
cu chi besok harinya, jalan-jalan lagi ke Ben Than Market beli oleh-oleh dan menemukan
restoran kampung Melayu yang sebelumnya sudah saya ceritakan, pulang lebih
cepat untuk tidur lebih awal.
12 November 2012
Sedikit misscomunication dengan pihak tour mengawali hari indah
kami pagi ini, but its ok, finally bus travellah yang menjemput kami di hotel untuk mengikuti
half day tour ke Cu Chi Tunnels, sebelum ke spot dimaksud, ke toko
souvenir menjadi tujuan pertama, banyak guci-guci, piringan keramin dan lukisan yang ditambahi
hiasan ataupun fully dari kulit telur
ataupun kulit kerang yang ditawarkan, cantik-cantik dan kreatif tapi harganya juga
lumayan,,hehe..mungkin bagi kolektor itu bukan masalah tapi bagi saya yang
hanya penikmat itu masih menjadi kebutuhan tertier…
Memasuki kawasan Cu Chi langsung disambut senapan-senapan
laras panjang dalam etalase, kemudian jalan menyusuri lorong pintu masuk di
tempeli stiker trus nonton film dokumenter tentang perjuangan rakyat Vietnam dan cara
bertahan mereka dari serangan Amerika dan menjelaskan kekejaman Amerika akan
serangan bom bertubi-tubinya. Everyone is a hero itu lah pernyataan penghargaan
kepada rakyat Vietnam atas jasa-jasanya.
Cu Chi Tunnels ini adalah terowongan bawah tanah yang
dibangun oleh orang Vietnam yang mereka sebut dengan istilah Gorilla. Ada berbagai
cara untuk melewati terowongan yang salah satunya adalah seperti cara jalannya
gorilla, yah mungkin karena itu lah mereka menyebutnya dengan sebutan Gorila. Tidak
hanya terowongan yang dibuat, para Gorila ini juga membuat ranjau-ranjau yang
cukup membuat tentara Amerika kehilangan nyawa, kreatif idenya.
![]() |
Salah satu terowongan nya para Gorila |
Setelah dari Cu Chi Tunnels memang ada dua pilihan diantarkan ke hotel kembali atau ke kota dalam hal ini di War Remnant Museum dan kami memilih untuk ke War Remnannt Museum, hanya melewati jalan terus baca peta Tanya orang sampailah ke Reunification Place,
dan melanjutkan mencari Masjid yang dekat dengan hotel Sheraton sekalian mengisi perut karena depan masjid ada halal restaurant.
“Menemukan masjid di Negara minoritas Muslim itu oase banget”.
Halal restaurant ini rupanya punya orang Malaysia jadi ya makanannya lagi-lagi aneh karena pada beberapa menunya selalu ditambahkan dengan daun ketumbar yang tidak enak baunya itu (menurut saya), untunglah plecing kangkungnya gak ditambahin si daun itu, itu plecing kangkung yang enak banget setelah berhari-hari di Negara orang, hehe….kemudian bergegas ke Bui Ven untuk mengambil ransel yang dititipkan di hotel kemudian menuju agen travel karena kami sudah memesan taxy ke bandara.
Pukul 17.30 kami menuju Than Shon Nhat Airport dan take off
pukul 20.30..good bye Vietnam….
keren mba :) perjalanan ke luar negeri pertamaku nanti.. insyallah mei 2013, aamiin
BalasHapusSiip..amiin.. :)
Hapus