Senin, 19 November 2012

Singgah Sebentar ke HCMC dan Kamboja


Ke Vietnam untuk tujuan apa? Itulah pertanyaan pertama yang diajukan petugas Imigrasi di Bandar Udara Soekarno Hatta-Cengkareng,  Alhamdulillah stempel pertama menghiasi halaman pasporku.
Yah, inilah perjalanan saya pertama kali ke luar negeri dan ke Vietnam, lagi-lagi saya ke Vietnam bukan atas inisiatif sendiri tapi karena berdasarkan posting ajakan teman untuk eksplore Vietnam di komunitas Backpacker Dunia awal Agustus lalu…
Setelah tiket promo dibeli, awalnya rencana perjalanan  hanya akan mengunjungi beberapa kota di Vietnam yaitu mulai dari Nha Trang-Da Lat-Muine-HCMC tapi karena pertimbangan efektifitas kunjungan ke Negara lain juga akhirnya H-5 rencana di ubah dengan rute perjalanan, HCMC-PhnomPhen-Siem Reap-HCMC, lumayan sekali jalan dapat stempel 2 negara, hehehehe….

8 November 2012
Dengan penerbangan sore yakni pukul 16.30 kami menuju Than Sho Nhat International Airport dengan durasi 2 jam 50 menit, setelah urusan imigrasi selesai langsung keluar bandara dan mencari taksi namun ternyata taksi Vinasun yang dimaksud tidak melayani penumpang tanpa voucher jadi harus dibeli di counter yang ada dalam bandara dan hanya menerima pembayaran dalam Dong (170.000 VND), jadi sebaiknya ketika sampai bandara langsung tukar dong sesuai kebutuhan.
Kami menuju daerah Dhe Tham Street seperti saran perjalanan dari beberapa blog, di turunkan di depan agen bus Phuong Trang setelah perjalanan kurang lebih 45 menit.  Bingung mencari agen bus untuk ke Phnom Phen kami berjalan menyusuri sepanjang jalan dan menemukan kantor agen Shin Tourist untuk bertanya kali aja melayani bus ke Phnom Phen, yah ternyata memang tidak ada paket night bus ke PhnomPhen tapi kami mendapatkan alamat agen travel lainnya yang melayani bus ke PhnomPhen, Hallo Travel seingatku namanya dari arah Shin Tourist menyebrang lah dan jalanlah ke arah Pham Ngu Lao, disitu banyak agent travel yang menawarkan paket trip, Hallo Travel berada di sekitar travel-travel tersebut ada plang namanya kok dan memilih keberangkatan pada pukul 11.30 malam.
Masih ada waktu kurang lebih 2 jam sebelum keberangkatan, cukuplah untuk menyusuri  sepanjang jalan Pham Ngu Lao, singgah ke Ben Than Market beli oleh-oleh, hiyaa baru juga sampai udah beli oleh-oleh saja, hehe dan berharap menemukan makanan sayang sekali makanan yang dijual hanya berupa ketan, dan baru tahu ketika hari terakhir di HCMC kalau di sekitar Ben Than Market ada rumah makan Kampung Melayu berlabel halal dan penginapan.
Sambil terus mencari restoran atau warung makan, kami menyusuri jalan Le Loi hingga menemukan People Comitte Hall disebelah kiri jalan disitu ada patung nya si Uncle Ho lagi menggendong anak kecil, uncle Ho ini adalah pahlawan bagi orang Vietnam karena telah berjasa sebagai proklamator kemerdekaan, mengusir penjajah dari bumi Vietnam, serta upayanya menyatukan Vietnam Utara dan Vietnam Selatan.

2 spot wisata ditemukan yeayyy, terus melangkah hingga menemukan Sheraton Hotel dan menemukan Opera House, masih penasaran dimana Masjid Jami yang katanya dekat dengan Sheraton Hotel kami melanjutkan perjalanan namun hanya menemukan KFC yang sayang sekali tidak menerima pembayaran dalam dollar disebelah ada restoran India yang bisa dibayar menggunakan dollar tapi karena berestimasi waktu tidak akan cukup jika harus makan di restoran seperti itu yang bisa dipastikan tidak cepat saji, akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke daerah Pham Ngu Lao dengan perut sedikit keroncongan, berjalan kurang lebih 30 menit kami sampai ke daerah Pham Ngu Lao tempat travel agent tersebut untuk menunggu bis karena masih jam 10 kami bertanya dimana restaurant halal food terdekat dan ternyata ada restoran India yang berlabel halal namun hanya take away berhubung waktu yang mepet.
Pukul 10.30 an seseorang menjemput kami dari  travel agent untuk pindah ke agent travel lainnya dan menjanjikan akan berangkat pukul 11.30, sesampai di travel agent tesebut kami disuruh untuk mengisi biodata keimigrasian menunggu sampai tertidur dan baru pukul 01.00 seseorang memanggil kami untuk bergegas menuju bus, yeay tak sabar menuju PhnomPhen.
Pukul 04.00 pagi saya terbangun dan ternyata kami sudah di perbatasan Vietnam dan Kamboja, namun bus masih menunggu hingga pukul 6.30 pagi ketika bagian imigrasi membuka pelayanan jam kantornya.

9 November 2012
Setelah pemeriksaan di bagian imigrasi, oya segala sesuatu tentang perstempelan dan keimigrasian telah dibantu oleh pihak bus yang kami tumpangi, kita tinggal antri tanpa membawa ransel tentunya kemudian menunggu nama dipanggil, melewati metal detector dan diperiksa lagi sama petugas antara kesesuaian wajah  dengan foto di paspor, hal yang sama pun ketika di perbatasan masuk ke Kamboja. Perjalanan dilanjutkan, dan berhenti entah diman atempatnya yang jelas depan warung kecil untuk sarapan rupanya tapi karena makanananya tidak meyakinkan saya hanya membeli minum ala kadarnya.
Setelah sarapan perjalanan dilanjutkan, lagi enak-enaknya tidur, tiba-tiba terbangun karena kepanasan ternyata ada masalah pada mesin bus, ada kurang lebih 2 jam mesin di utak-atik akhirnya nyala juga sempat dah mau nyerah untuk cari bus lain namun tarif yang ditawarkan cukup mahal akhirnya cukup bersabar bersama penumpang-penumpang lainnya, sampai bus beroperasi kembali.
Penantian panjang berakhir juga, sekitar pukul 12.00 kami sampai ke agen bus Virak Buntham, membeli tiket bus ke Siem Reap pukul 20.00 dan menitipkan tas setelah mandi, di kamar mandi yang disediakan oleh agent bus tersebut, and free of charges, Alhamdulillah.
Berhenti di Phnomphen pun bukan tanpa maksud, walau cuma sebentar kami memanfaatkan untuk city tour menggunakan tuk-tuk, yah tuk-tuk sejenis alat transportasi seperti delman gitu tapi menggunakan motor. Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Independence Monument, next place adalah Tuol Sleng Genocide Museum, tempat ini pernah digunakan sebagai penjara tempat interogasi dan penyiksaan tahanan yang dituduh sebagai musuh politik Khmer Merah.
Setelah dari Museum Genocide, Royal Palace adalah next destinasi tapi karena htm yang cukup mahal yaitu $6 kami memutuskan hanya berfoto-foto disekitar pintu masuk Royal Palace, lagi pula depan Royal Palace ada taman luas yang cukup buat berfoto-foto dengan pemandangan pagoda, ada juga taman bermain dan monumen, yah “cukuplah” untuk mengganti pesona Royal Palace.
Depan Royal Palace

Tuol Sleng Genocide Museum

Next Place, National   Museum of Cambodia, yah bukan hanya di Jakarta saja ada Museum Nasional di Phnom Phen juga ada, dan ada patung gajah di depan museum, di dalam museum ini mengoleksi arca-arca yang diambil dari reruntuhan Angkor Wat dan koleksi patung Budha, oya di dalam museum ada beberapa penduduk lokal yang menawarkan bunga sedap malam cukup menolak aja jika tidak ingin memberi sedekah, yah soalnya bukan satu orang saja yang menawarkan bunga.


Next Place, Central Market yah kayak Tanah Abangnya Jakarta deh TAPI kayaknya masih gedean Tanah Abang sepintas yang terlihat dari luar karena kami tidak sempat masuk, Central  Market dah tutup, selanjutnya kami meminta si tukang Tuk-Tuk untuk mengantarkan ke Masjid tapi karena menemukan Malaysian Food, kita makan dulu dan meminta izin keapada pemilik restoran yang bisa bahasa melayu agar kami bisa mendirikan sholat Dhuhur Ashar di restorannya, Alhamdulillah. Ini pertama kalinya juga saya makan makanan Malaysia dan menurut saya yang tidak suka dengan aroma daun ketumbar jadi hilang feeling deh ma tuh makanan.
Tour kami belum berakhir, sebelum ke Masjid nya yang ada di Phnom Phen kami menyempatkan ke Wat Phnom, berdasarkan informasi gugling Wat Phnom ini berhubungan dengan kisah awal  Phnom Penh. Dikisahkan pada 1372 Lady Penh (Yea Penh) menemukan pohon koki yang di dalamnya terdapat 4 patung budha. Lalu Lady Penh membangun sebuah bukit (phnom = bukit) dan sebuah kuil (wat), yang sekarang menjadi Wat Phnom. Di kemudian hari wilayah di sekitarnya dikenal dengan Phnom (bukit) Penh (dari Lady Penh). Stupa terbesar dipersembahkan bagi King Ponhea Yat (1405 - 1567) yang memindahkan pusat pemerintahan Khmer dari Angkor ke Phnom Penh di awal abad 15.
Tour diakhiri dengan mengunjungi Masjid dan hanya melihat dari atas tuk-tuk tanpa turun dan sholat berjamaah dengan alasan waktu, tur selesai dan kami kembali ke tempat agent Virak Buntham dekat dengan lokasi Night Market yang berjualan aneka kerajinan, kaos, aksesoris yah kayak pasar minggu di Gajayana Malang aja, hehe.. kami pun diingatkan oleh si tukang Tuk-tuk nya untuk tidak membeli kaos diatas harga $2, thangs Mr Blue yang dah baik banget dan kooperatif banget bersyukur banget bisa ketemu ma Mr Blue, yah walaupun karena dia suka ma salah satu teman kami, lumayan memanfaatkan peluang dalam setiap kesempatan..dia untung kami juga untung, hanya kasian temenku jadi “korban”…hahahaha….
Ini ni si Mr Blue si Tukang Tuk2

Pukul 08.00 kami melanjutkan perjalanan ke Siem Reap dengan Bus Virak Buntham, sepanjang perjalanan saya beberapa kali terbangun dan menyaksikan pemandangan di luar yang seperti kota mati gelap tak ada penerangan bahkan untuk lampu jalan pun tak ada, sempat bersuudzon kami akan dibawa ke lading pembantaian, haha aku  berimajinasi, #efek abis dari Museum Genocide,.

10 November 2012
Pukul 4 pagi kami sampai ke agent dan sudah dijemput ma temannya si Mr Blue, si Kim yang profit oriented ini yang telah berhasil mengelabui kami dengan harus check in hotel membayar $25 sia-sia cuma buat naruh barang, yang bisa kami titipkan di agent udah gitu membayar $20 tambahan untuk mengelillingi Angkor yang biasanya hanya $20 jika plus sunrise, yah rugi bandar.. 
Setelah sholat shubuh, langsung menuju Angkor Wat untuk melihat sunrise namun sayang matahari rupanya tak begitu bersahabat dia malu-malu rupanya, mungkin karena banyaknya pengunjung di pagi buta ini.
Yah mungkin buat orang-orang arkeolog atau pecinta barang-barang peninggalan budaya, kawasan Angkor bener-bener bisa memuaskan dahaganya karena anda bisa seharian mengunjungi beberapa candi dengan relief-relief berbeda dan segala keunikannya, dari keseluruhan candi yang ada di kawasan ini kami hanya mengunjungi beberapa saja yaitu Angkor Wat, Angkor Tom, Preah Khan, Tha Prom, kenapa kesannya kami terburu-buru ini karena kami memutuskan untuk kembali ke HCMC untuk berisitrahat disana.

Tha Prom menjadi bangunan terakhir yang kami kunjungi, sebelum jam 12 kami tiba di hotel, check out dan sempat mandi dulu, trus ke agent bus untuk membeli tiket ke HCMC yang baru ada jam 11 malam, tak apalah setelah menyelesaikan pembayaran dengan si Kim, kami di antarkan ke salah satu tempat makan India tapi kami menolak untuk makan disitu dan lagi-lagi si Kim menyebalkan itu menolak untuk mengantarkan kami ke masjid dengan alasan jauh lah, ini sebenarnya kesalahan kami juga seharusnya jangan membayar jasa tuk-tuk sebelum tour berakhir ditempat yang diinginkan. Alhasil kami harus menambah $4 lagi untuk menuju perkampungan muslim yang ada Cambodian Muslim restaurant, selesai makan sholat dhuhur ashar di Masjid An Ni’mah yang sayang sekali tidak begitu diurus, mungkin karena ruangan sholat untuk perempuan tidak pernah dipakai  hingga ada ular hijau yang berdiam di situ, mengerikan.
Setelah dari masjid, ke Old Market, disana muter-muter beli oleh-oleh sampai was-was kehabisan dollar, hehe…abis itu ngegembel di jembatan yang menghubungkan night art market dengan old market sambil menunggu sunset.
Magrib pun tiba, tanya sana-sini dimana keberadaan mushola atau masjid terdekat ternyata yang paling terdekat hanyalah masjid An Ni’mah tadi, hiks, tak apalah yang penting bisa sholat,, sambil berjalan menuju masjid dan bertanya ternyata ada seorang tukang tuk-tuk yang berbaik hati untuk mengantarkan ke masjid dengan gratis, dan sempat “marahin” kami karena masih bingung untuk membayar jasanya.
Mendekati masjid lampu mati bok.. sama aja kayak Indonesia, kali ini saya tidak sholat di bagian perempuan, setelah sholat kita jalan menyusuri jalanan menikmati malamnya Siem Reap, melewati kawasan night market dan pub street untuk menuju travel agent, singgah  beli makanan ringan di toko sejenis Indomaret gitu (ada gensetnya) dan makan di KFC yang punya slogan aneh, hehe…
Pukul 11 lebih kami dijemput oleh minibus ke tempat pemberhentian bus yang dinyana tempatnya ada disamping hotel yang tadi kami sempat check in, haiyaaa makin mangkel dah ma si Kim itu..bus mulai bergerak pukul 12an namun kali ini si supir ngebut gila-gilaan di jalanan berbatu jadi tidur agak sedikit tidak nyaman tapi bersyukur karena bus lebih cepat sampai ke PhnomPhen, tepatnya di agent bus VIP (tapi bus nya gak VIP banget, tidak ada pijakan kaki dibawah sehingga kakiku jadi bengkak deh )

11 November 2012
Pukul 7 pagi kurang lebih, over ke bus lain menuju HCMC, kira-kira jam 3 sore kita sampai ke HCMC namun sayang kantornya si bus yang kami tumpangi jauh dari Backpacker Area, tapi disitu lah seninya, baca peta lagi, tanya orang lagi, trekking lagi, akhirnya sampai ke daerah Pham Ngu Lao mencari penginapan untuk melepas lelah, jalan menyusuri hingga menemukan hotel di daerah Bui Ven, Mai Thao namanya, lumayan recommended lah…
Beres-beres trus mandi, keluar beli makan dan beli tiket tour cu chi besok harinya, jalan-jalan lagi ke Ben Than Market beli oleh-oleh dan menemukan restoran kampung Melayu yang sebelumnya sudah saya ceritakan, pulang lebih cepat untuk tidur lebih awal.

12 November 2012      
Sedikit misscomunication dengan pihak tour mengawali hari indah kami pagi ini, but its ok, finally bus travellah yang menjemput kami di hotel untuk mengikuti half day tour ke Cu Chi Tunnels, sebelum ke spot dimaksud, ke toko souvenir menjadi tujuan pertama, banyak guci-guci, piringan keramin dan lukisan yang ditambahi hiasan  ataupun fully dari kulit telur ataupun kulit kerang yang ditawarkan, cantik-cantik dan kreatif tapi harganya juga lumayan,,hehe..mungkin bagi kolektor itu bukan masalah tapi bagi saya yang hanya penikmat itu masih menjadi kebutuhan tertier…
Memasuki kawasan Cu Chi langsung disambut senapan-senapan laras panjang dalam etalase, kemudian jalan menyusuri lorong pintu masuk di tempeli stiker trus nonton film dokumenter  tentang perjuangan rakyat Vietnam dan cara bertahan mereka dari serangan Amerika dan menjelaskan kekejaman Amerika akan serangan bom bertubi-tubinya. Everyone is a hero itu lah pernyataan penghargaan kepada rakyat Vietnam atas jasa-jasanya.
Cu Chi Tunnels ini adalah terowongan bawah tanah yang dibangun oleh orang Vietnam yang mereka sebut dengan istilah Gorilla. Ada berbagai cara untuk melewati terowongan yang salah satunya adalah seperti cara jalannya gorilla, yah mungkin karena itu lah mereka menyebutnya dengan sebutan Gorila. Tidak hanya terowongan yang dibuat, para Gorila ini juga membuat ranjau-ranjau yang cukup membuat tentara Amerika kehilangan nyawa, kreatif idenya.
Salah satu terowongan nya para Gorila

Setelah dari Cu Chi Tunnels memang ada dua pilihan diantarkan ke hotel kembali atau ke kota dalam hal ini di War Remnant Museum dan kami memilih untuk ke War Remnannt Museum, hanya melewati jalan terus baca peta Tanya orang sampailah ke Reunification Place, 


dan melanjutkan mencari Masjid yang dekat dengan hotel Sheraton sekalian mengisi perut karena depan masjid ada halal restaurant.
“Menemukan masjid di Negara minoritas Muslim itu oase banget”.  

Halal restaurant ini rupanya punya orang Malaysia jadi ya makanannya lagi-lagi aneh karena pada beberapa menunya selalu ditambahkan dengan daun ketumbar yang tidak enak baunya itu (menurut saya), untunglah plecing kangkungnya gak ditambahin si daun itu, itu plecing kangkung yang enak banget setelah berhari-hari di Negara orang, hehe….kemudian bergegas ke Bui Ven untuk mengambil ransel yang dititipkan di hotel kemudian menuju agen travel karena kami sudah memesan taxy ke bandara.
Pukul 17.30 kami menuju Than Shon Nhat Airport dan take off pukul 20.30..good bye Vietnam….


2 komentar: