Selasa, 26 Januari 2016

Pesona Belitong D-1: Perjalanan Pembuka di Tahun 2016


Awalnya niat mau berangkat sendiri aja nantinya mau sewa motor saja, mau kabur bentar dari kesibukan di Jakarta. eh, alhamdulillah ada teman yang mau ikutan gabung. Jadinya ber 6 orang ke Belitung dengan konsep sharing budget.

Dapat tiket PP 690rb tapi karena tidak semua dapat kelas promo yang sama jadinya tiket kita bagi rata sesuai konsep awal yaitu sharing budget. Lumayan murah lah tinggal perhitungan biaya trip nya saja di Belitung seperti sewa mobil, kapal dan makan.

Dengan penerbangan paling pagi jam 05.55 dari Citilink kita cabut ke Belitung, berangkat 03.30 dari kostan membuat saya tertidur di dalam pesawat yang cuma 45 menit saja menuju Tanjung Pandan. Belum juga puas tidurnya, teman saya sudah membangunkan karena telah landing di Bandara H.A.S Hanandjoeddin.

Sebelum keberangkatan, kita dah pesan hotel lewat traveloka (pilihan jatuh ke Hotel Mustika Belitung karena reviewnya yang baik dikalangan para backpacker) jadinya sudah saya kabari ke pihak hotel untuk sekalian sewa mobil. Alhasil pagi itu, kita di jemput sama yang punya rentalan mobil tersebut entah Koko siapa namanya (Andri kalo gak salah). Sempat miss communication karena dikira sewa mobilnya lepas kunci akhirnya dia telpon-telponan memastikan ada supir yang bisa menemani perjalanan kami sampai 2 hari kedepan. Awalnya mau langsung ke Belitung Timur tapi karena misscom tadi akhirnya kita lanjut ke kota Tanjung Pandan nya dulu untuk check in hotel dan sarapan Mie Atep.

Dimulai lah destinasi wisata kita hari pertama di Belitung tanggal 17 Januari 2016
Makan Mie Atep Belitung yang paling terkenal dan berada di Jalan Sriwijaya, pertama nyoba makan Mie Atep hm.. rasanya manis gitu deh sepertinya tidak cucok di lidah saya, heheh setelah di tambahkan sambal hmm berasa kayak makan rujak mie, sedikit aneh memang jadinya saya tidak makan kuah mie nya. Katanya kenapa di namakan Mie Atep karena dulu yang punya namanya Babah Atep.


Lokasi warung Mie Atep ini berada tidak jauh dari bundaran tugu batu satam yang merupakan ikon dari Belitung. Batu satam ini adalah batu meteor yang jatuh ke bumi dan belitung menjadi salah satu tempat jatuhnya serpihan batu meteor tersebut. Batu satam menjadi pilihan souvenir khas belitung bernilai relatif mahal karena dalam pembentukannya batu ini bereaksi dengan timah yang banyak sekali terdapat di tanah belitung.

Ganti driver menjadi orang melayu Abang Riko namanya. Awalnya sedikit bete sama si Abang yang orangnya punya wajah lempeng kagak bisa senyum walaupun sedang bercanda. Karena perjalanan ini gak boleh sampai tidak happy karena si sopir kita bareng-bareng sepakat sekalian di kerjain saja abangnya...hahahaha....


Perjalanan menuju Belitung Timur, menuju Vihara Dewi Kwan Im yang katanya merupakan vihara tertua di Belitung, memang di Belitung ini terdapat dua etnis yaitu China dan Melayu. Sejarah kedatangan orang China di tanah Belitung karena mereka terdampar di pulau ini akibat badai besar ketika mereka akan melakukan penyerangan ke Kerajaan Singhasari Jawa Timur, karena terdampar disini banyak dari tentara tersebut yang menikah dengan orang lokal selain itu karena pengusaha tambang timah ketika itu di abad ke-18 mendatangkan para pekerja secara besar-besaran dari China untuk menjadi kuli di pertambangan timah tersebut.
Kenapa mengunjungi vihara ini karena selain merupakan vihara tertua, lokasinya yang berada di ketinggian bukit sehingga view dari vihara ini cukup bagus untuk dijadikan spot foto-foto.




Setelah menikmati keindahan alam dari ketinggian, lanjut ke pinggiran Pantai Burong Mandi. Disini anginnya aduhai enak banget buat bersantai sambil memandang hamparan pantai karena oleh penduduk lokal di buatkan kursi santai berbahan bambu yang modelnya sama dengan kursi untuk berjemur. Dan untuk menikmati keindahan ini cukup bayar Rp2.000.




Hari mulai siang, kami menuju Rumah Makan Vega. Rekomendasi dari salah satu blog, rumah makan ini konsepnya berada dalam kapal dan berada langsung di pinggir danau, untuk konsep rumah makannya lumayan bagus tapi kalau untuk makanannya sebenarnya biasa saja siy dan cukup mahal dengan rasa yang lumayan std. Disini pertama kali coba Ikan Gangan, masakan ikan khas orang Belitung dan sekalian coba es Kopi Belitung. Belitung cukup terkenal dengan kopinya walaupun katanya kopi itu di datangkan dari Lampung bukan dari Belitung sendiri.
Di Belitung sendiri banyak bertebaran warung kopi mungkin hal ini bermunculan karena mungkin ketika itu menjadi tempat tongkrongan para pekerja tambang.



Hari beranjak siang, kami menuju Bukit Samak, tempat untuk melihat view pantai dari ketinggian. Disini banyak vila dan rumah-rumah persinggahan yang sepertinya disewakan sayang sepi banget ketika kami berada disana mungkin karena itu siang yang terik.



Tidak berlama-lama di Bukit Samak karena sudah tidak sabar ingin mengunjungi icon Laskar Pelangi. Tapi sebelumnya si Abang Riko berinisiatif untuk singgah sebentar di Kampung Ahok untuk sekedar take picture.




Tidak berselang lama, sampailah kami di Museum Kata Andrea Hirata. Disambut dengan warna-warni grafiti beserta quote-quote yang aduhai membuat semakin penasaran untuk menikmati setiap sudut dari museum ini. Museum ini syarat dengan makna, kata, sejarah dan seni. Jadi kalau ke Belitung it is a must untuk mengunjungi museum ini. Museum ini tidak terlalu besar tapi memiliki makna yang priceless. Di bagian belakang ada warung Kupi Kuli, bisa icip-icip kopi disitu atau hanya sekedar mengirimkan post card kepada orang terdekat. Keluar dari Kupi Kuli bukan berarti menjadi akhir dari museum ini kita masih disuguhkan dengan beberapa ruangan yang menguji imajinasi kita untuk terus berfoto dan mengambil makna.





Kalau sudah ke museum kata, belum lengkap jika tidak ke sekolah muhammadiyah nya, memang sekolah ini hanya lah replika karena yang asli sudah di pugar di ganti dengan bangunan perkantoran. Lanjut ke Sekolah Muhammadiyah Gantong, beruntung sekali kami bertemu dengan Ibu Guru Muslimah (Ibu Guru Mus) yang merupakan guru Ical, Lintang, Mahar dan anak-anak Laskar Pelangi.




Berburu dengan waktu untuk menikmati sunset di Pantai Tanjung Pendam yang berada di tengah kota Tanjung Pandan kami melanjutkan perjalanan kesana. Subhanallah, walau sedikit mendung sunset sore itu tetap saja menggoda.





Malam pun tiba dan menjadi waktu yang tepat untuk berwisata kuliner,,, hmm duren dan Hok Lo Pan campuran kacang, wijen dan keju atau martabak manis menjadi penutup yang manis di malam hari pertama di kota Belitung.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar