Senin, 21 Maret 2016

Tabuji: Kalian Yang Menginspirasi


Sepekan yang lalu, saya diberi kesempatan untuk mengisi Kelas Inspirasi di salah satu sekolah sederhana yang menampung kurang lebih 56 orang anak-anak berbakat calon orang hebat.

"Peduli Bangsa" nama sekolah tersebut, sekolah yang berada di Dusun Tabuji, sebuah dusun di bagian timur Indonesia di Pulau Obi, Prov Maluku Utara kira-kira 16 jam perjalanan dari Kota Ternate menggunakan kapal besar seperti feri. Kelas dengan ruangan seluas 36m2 (mungkin) menampung siswa-siswi kelas 1 sampai kelas 6 yang per kelasnya kurang dari 10 orang anak kecuali kelas 6 berjumlah 13 orang siswa. Dan harus bergantian dengan siswa SMP yang secara keseluruhan hanya berjumlah 14 orang, belum ada kelas 9 nya.

Pagi itu, rutinitas yang sama yaitu Upacara Bendera. Khidmat sekali rasanya, sang Merah Putih dikibarkan, lagu Indonesia Raya mengalun, antara sedih dan senang melihat anak-anak yang penuh semangat yang akan menjadi penerus dan pengisi kemerdekaan bangsa. Sudah 70 tahun memang bangsa ini merdeka, namun masalah infrastruktur, sarana prasarana yang terstandar, guru yang berkualitas masih menjadi kendala utama. Tapi apa yang saya lihat disini di Tabuji, anak-anak ini berlomba-lomba menjadi yang terbaik di bidangnya dan punya karakter yang unik.

Peduli Bangsa, memiliki 5 guru tetap yang berperan penting dalam proses belajar mengajar termasuk diantaranya 2 kepala sekolah yang sayang sekali tidak dapat kami temui pada saat itu karena sedang bertugas di Pulau Bacan--Sosialisasi Dana Bos--. Ketiga guru tersebut adalah Ibu Yolanda yang akrab di panggil Ibu Ola--ibu guru berambut panjang yang cukup pendiam (mungkin), Pak Glen yang cukup garang dengan anak-anak sekolahnya hahaha itu terbukti ketika pengarahannya di upacara bendera padahal sebenarnya dia cukup kocak banget dan Pak Jhon yang masih muda dan cepat sekali menyelesaikan puzzle ipin upin dalam tempo kurang dari 5 menit dan juga punya bakat untuk berstand up comedy. They are all unique. I am lucky to know them.

Yang spesialnya adalah kakak-kakak, guru muda, relawan muda berbakat yang rela meluangkan waktunya selama 1 tahun lamanya untuk mengabdi di pulau-pulau kecil di prov Maluku Utara. Belum adanya infrastruktur, alat transportasi yang layak, air bersih, terpencil jauh dari sinyal internet dan kenyamanan kota belum lagi uneducated behaviour dari oknum dan unsur magic klenik yang masih kental di beberapa dusun menjadi tantangan buat mereka.

Berompi hitam kuning bertuliskan Gerakan Desa Cerdas Pemuda Penggerak Desa, itulah identitas kebanggaan mereka yang sekaligus menjadi tanggung jawab dan amanah dalam menggerakan majunya pendidikan dari desa-desa, dusun-dusun, pulau-pulau terpencil di Halmahera Selatan. Gerakan ini telah melahirkan 2 angkatan, dan yang kami temui disini di Dusun Tabuji yaitu PPD angkatan 2. Bertemu dengan 4 pemuda yang asalnya bukan dari Maluku namun dari Pulau Jawa dan Pulau Sumatera, meninggalkan kekotaanya selama kurang lebih 12 bulan. Katanya di angkatan 2 ini terdapat 15 orang pemuda yang diantaranya 7 orang bukan berasal dari Maluku Utara serta 8 nya adalah pemuda asli Maluku Utara, yang salah duanya sempat saya temui ketika dalam kapal perjalanan menuju pulau Obi.

Kaka Jimbe, Ibu Guru Tika, Kaka Sinta Dewi dan Kaka Ryan, empat pemuda berbakat yang membantu kami bersosialisasi, beradaptasi dengan penduduk Dusun Tabuji, terutama siswa siswi Peduli Bangsa. Kami begitu diterima dan dihargai, disambut dengan meriah oleh penduduk dusun, anak-anak sekolah begitu dekat seperti mereka sudah mengenal kami sebelumnya. Memang saya menjadi salah satu yang mengisi Kelas Inspirasi tapi menurut saya apa yang saya ceritakan kepada mereka tidaklah cukup justru adik-adik Tabuji inilah yang menginspirasi saya dengan semangat juangnya belum lagi semangat Kakak-kakak PPD, mereka luar biasaaaaaa.

Bertemu dengan Ibu Guru Tika, cewek berhijab yang berusaha tetap istiqomah, jauh dari keluarga di Bandung, berjuang disini demi passionnya, demi kesenangan jiwanya. Saya salut dengan cita-cita mulianya, sekaligus iri, dimana saya ketika saya diusia segitu :(. Semoga tetap istiqomah dan terwujud ya cita-citanya. Saya memang lebih banyak mengobrol dengan Tika dibandingkan dengan 3 teman PPD lainnya. Yang saya tahu, Jimbe itu mampu menghidupkan suasana, mampu buat suasana kelas terorganized dengan baik dan juga easy going mungkin karena dia anak teater jadinya bisa beradaptasi dengan mudah. Sedangkan Kaka Sinta, si cewek tomboy dari Medan yang kadang dipanggil Butet juga, asyik banget gayanya, si Sinta ini kalau sama anak-anak semangatnya seperti tidak pernah padam, anak-anak yang dibawah pimpinanya jadi makin bersemangat karena Sinta ini energetic banget kalau menurut saya. Dan Si Ryan, yang saya ingat, Ryan tidak terlalu banyak omong hmm sedikit pendiam sebenarnya gak juga siy, dua kali saya terlibat bersama Ryan dalam game bersama anak-anak Tabuji tapi yang paling saya ingat karena dia "digoda" sama bapak-bapak. Hehehe

Sebagai informasi masing-masing dari Kakak PPD ini bertanggungjawab atas 1 desa/dusun. Tepuk Salute buat merekaa...oya sebenarnya kakak yang bertanggungjawab di Desa Tabuji yaitu Kaka Nuel, sayang karena sakit sehingga dia harus berobat dulu di Jakarta. Namun, solidaritas yang tinggi antara kakak-kakak PPD lainnya sehingga mereka mau meluangkan waktunya demi terselenggaranya kegiatan di Tabuji.

Makanya itu tidak heran kalau anak-anak siswa siswi Tabuji begitu termotivasi karena mereka bertemu dengan orang-orang hebat seperti kakak-kakak PPD. Metode pengajarannya memotivasi dan menginspirasi so bagaimana tidak akan muncul anak-anak berbakat misalnya saja seperti Yusti ( Yusti's Perfomance)  salah satu siswa pemberani penuh percaya diri yang menjuarai lomba tingkat nasional Penyuluhan Kelautan dan berkesempatan bertemu dengan Ibu Menteri Susi, ataukah adik Elka yang pandai merangkai kata-kata menjadi puisi dan juga sudah mengikuti Konferensi Penulis Cilik Indonesia di Bogor (Elka's Perfomance).

Layaknya batu obi yang makin di gosok dan ditempa akan menjadi batu cantik bernilai tinggi. Anak-anak di Dusun Tabuji pun sama, mereka sudah punya bakat yang telah di berikan oleh Tuhan bagaimana bakat-bakat ini bisa di asah terus agar dapat mengharumkan nama dusun Tabuji dan Bangsa Indonesia.


Saluuuttttt... Tabuji....Perjalanan yang tidak akan terlupakan..... Terimakasih telah menginspirasi...


*Terimakasih dan salam hormat untuk Papa Jemi dan Mama Jemi, Kepala Dusun Tabuji dan Istri yang sangat kooperatif dan ramah beserta Ibu Bidan yang tanggap kasih salep gatal-gatal..hehehe...
*Terimakasih  dan salam hormat kepada seluruh warga Tabuji, kalian telah menjadi keluarga baru buat saya
* Terimakasih kepada Kakak-kakak PPD dan siswa-siswi Tabuji yang menginspirasi, terus semangaattt bangun pendidikan bangsa ini!!!


Depan Sekolah Peduli Bangsa Bersama Kakak-kakak PPD




1 komentar:

  1. cerita yang menginspirasi mbaa..
    semoga aku kapan2 bisa ikut jalan2 sekalian baksos juga mbaa..
    selalu torehkan senyuman untuk anak-anak di daerah mba !
    :) :)

    BalasHapus