Jumat, 04 Januari 2013

Touring Masjid Seceng dan Goa Gudawang

Sudah lama rasanya aq tidak menulis di blogq ini….tak terasa sekarang sudah berada di tahun 2013, masih banyak cerita tersisa di penghujung tahun 2012 yang akan ku ceritakan dalam tulisan kali ini.

Medio Desember 2012, tepatnya tanggal 15 Desember 2012 dengan beberapa teman-teman dari komunitas Backpacker Indonesia atau BPI dan beberapa teman Purpala, ada sekitar 28an orang hehe lupa pastinya berapa, kita akan touring ke dua tempat yaitu ke Masjid Seceng atau Masjid Nurul Yakin yang terletak di daerah Tangerang dan bercaving ria di Goa Gudawang di daerah Kabupaten Bogor.


Destinasi pertama adalah Masjid Seceng, setelah sempat tunggu menunggu yang semula direncanakan  pukul 8am udah meluncur ke Masjid Seceng eh ini mundur sampai pukul 10am deh, tapi tak apa pas banget dari BSD (meeting pointnya) ke Masjid dimaksud hampir mendekati waktu dhuhur jadi gak was-was deh kalau bakal ketinggalan sholat.

Hum kesan pertama masuk masjid itu keliatan tak terawat dan model konstruksi bangunan yang maaf tidak rapi dengan arsitektur yang tidak terlalu artisitik, yah mungkin karena bangunan masjid ini seperti terhenti pembangunannya ditengah jalan mungkin karena kekurangan biaya yah seperti yang diakui oleh pengurus masjid tersebut.




Yah julukannya masjid seribu pintu tentulah banyak pintu, dengan bilik-bilik kecil ukuran 3x3 gitu yang bisa dipakai sebagai tempat sholat jamaah wanita. Kami di ajak untuk menuju ke ruangan lebih luas yang akhirnya saya tahu itu adalah tempat sholat jamaah laki-laki, disitu kami dibimbing oleh seorang kakek yang menjelaskan garis besar alasan pembangunan masjid ini, kenapa gelap dan sempit katanya diibaratkan sebagai sebuah kuburan, sehingga kita akan selalu mengingat kematian agar terus berbenah diri dan bertobat, yah selanjutnya sambil menghadap gambar Syekh Abdul Qadir Djaelani mulai lah bertahlil yah saya agak kurang cocok dengan cara ini sebenarnya namun memang semuanya harus dikembalikan kepada niat kita menyikapinya.

Setelah bertahlil, diedarkan kotak untuk bersedekah yah seikhlasnya saja tidak memaksa, dan kita bersiap-siap untuk sholat berjamaah, lagi-lagi saya sangat miris melihat keadaan kamar mandi wanita beserta tempat wudhunya, yah semoga segera ada dermawan yang berbaik hati untuk mengatasi masalah yang menggerogoti masjid ini, yah minimal terlihat rapi dan bersih saja sudah cukup nyaman untuk beribadah bukan?

Sebenarnya yang bikin menarik dari masjid ini bukan hanya keunikannya memiliki banyak pintu namun karena ada sebuah bangunan terpisah dari masjid yang katanya jika memasukinya harus berpegangan tangan karena ada yang pernah tersesat didalamnya yah rupanya ini lah yang menjadi daya tarik utama masjid ini, wisata mistis..hehehe

Namun setelah mencoba memasukinya mungkin karena dengan bantuan headlamp dan kita deket-deketan jalannya dan juga di guide in yah jadi seperti melewati terowongan gelap setinggi ukuran manusia dewasa rata-rata menjadi biasa saja bahkan lebih ngeri memasuki cu chi tunnels yang ada di Vietnam karena tanpa menggunakan headlamp.  Ternyata eh ternyata dalam gedung tersebut juga ada sebuah ruangan kecil yang diberi lampu temaram katanya tempat ini untuk berziarah dan saya mengambil kesimpulan sepihhak kalau itu pasti digunakan oleh orang-orang tertentu untuk bersemedi mencari pangsit,,, hehehe….ah itu hanya hipotesisku aja…setelah semuanya berkumpul didalam ruangan tersebut mungkin ukuran 5x3m, kemudian duduk antara pria dan wanita dipisah dan si pengurus masjid member himbauan untuk tidak menyalakan senter ataupun headlamp agar tidak mengganggu kekhusuyukan dalam bermuhasabah.

Yap, tiba-tiba lampu dimatikan dan suasana menjadi gelap, disitulah si pengurus masjid tersebut mulai memberikan nasihat-nasihat, yah kalau menurut saya cocok banget deh buat introspeksi diri, bertaubat dan memaknai kehidupan serta mensyukuri akan nikmat yang telah Allah berikan. Hipotesis saya akan wisata mistis pun sirna diganti dengan wisata rohani. J

Perjalanan dilanjutkan ke Goa Godawang hampir 3 jam di jalan, plus acara tersesat sampailah kita di Goa Gudawang dengan selamat kira-kira pukul 5 sore, suasana goa sudah sepi hanya ada beberapa orang penjaga, dari mereka pun saya tahu ni goa bukanya 24 jam tergantung request pengunjung, hihihi…tak berlama-lama setelah bernegosiasi dengan guide disitu kita diantarin lah ke goa yang pertama namanya Goa Sipahang, masuk goa melepas alas kaki untuk mempermudah melewati medan dalam goa yang becek dan dialiri sungai, pengalaman pertama seru abis, menyusuri goa melewati batu-batu dengan harus menunduk atau bahkan merangkak, berjalan perlahan dan berhati-hati agar tidak sampai terjatuh karena permukaan batu yang licin, bertemu kelelawar, seru-seruan foto-foto bareng teman menjadi pengalaman tersendiri yang tak terlupakan. Namun saya dan beberapa teman tidak melanjutkan untuk masuk ke goa yang kedua karena waktu sudah menunjukan waktu maghrib so bersih-bersih mandi dan kita sholat dan menunggu teman-teman yang lain explore goa yang kedua, goa yang kedua ini katanya kebih pendek dari yang sebelumnya dan lebih berbau kotoran kelelawar, yah met menikmati dah…oya pada umumnya goa yang bisa di masuki sudah dilakukan pemugaran untuk mempermudah pengunjung dan juga sudah di buat seartistik mungkin untuk menarik pengunjung tentunya.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar